ekonomi moneter



Tugas Mandiri                                                                                                         Dosen Pengampu
Ekonomi Moneter                                                                                                    Salmiah, M.Pd.E

“EKONOMI MONETER”

Image result for logo uin suska



Oleh
HERMASYARIF
11416101310





                                                JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
KONSENTRASI MANAJEMEN (6 C)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SUSKA RIAU
2017






1.      Apa perbedaan cost push inflation dengan demand pull inflation? Jelaskan dengan gambar
Cost push inflation terjadi karena kenaikan biaya produksi sehingga mengakibatkan kenaikan penawaran dan kenaikan harga, demand pull inflation terjadi karena kenaikan tingkat permintaan sehingga harga semakin naik



Image result for cost push inflation dan demand pull inflation


















2.      Apa implikasi dari kebijakan pemerintah untuk menambah jumlah uang yang beredar menurut teori irving fisher?

teori kuantitas uang : Irving Fisher
        Teori permintaan uang yang dikembangkan atas dasar pemikiran aliran klasik atau lebih dikenal dengan Teori Kuantitas Uang menjelaskan peranan uang terhadap perekonomian secara umum yang pertama kali dijelaskan oleh Irving Fisher pada tahun 1911 melalui The Quantity Theory of Money yang termuat dalam bukunya berjudul The Purchasing Power of Money.
         Teori ini berpandangan bahwa terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum (inflasi) dan pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab utama inflasi.
            Jika kita mengacu pada teori kuantitas uang tersebut, maka penyebab utama dari satu-satunya yang memungkinkan inflasi muncul adalah terjadinya kelebihan uang sebagai akibat penambahan jumlah uang beredar di masyrakat. inflasi hanya semata-mata merupakan gejala moneter. Artinya, perubahan indeks harga umum hanya diakibatkan oleh perubahan jumlah uang beredar. Jika bank Sentral ingin mencapai dan memelihara tingkat inflasi yang rendah dan stabil, maka yang harus dilakukan adalah mengendalikan atau mengontrol jumlah uang beredar.


3.      Inflasi dapat merusak pilar-pilar perekonomian suatu Negara. Mengapa?
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, pertama yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
4.      Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank central untuk mempengaruhi jumlah uang beredar.
a.      Sebutkan dan jelaskan tujuan dari kebijakan moneter?
Tujuan pemerintah melakukan kebijakan moneter antara lain sebagai berikut.
a. Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.
b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah, baik untuk dalam negeri  maupun untuk lalu lintas pembayaran luar negeri.
c. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral.
d. Mencegah terjadinya inflasi (kenaikan harga barang secara umum).
Tujuan Kebijakan Moneter Bank Indonesia 
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004  pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang  ditetapkan oleh Pemerintah.  Secara operasional, pengendalian  sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan.  Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah. 
b.      Sebutkan dan jelaskan instrument kebijakan moneter yang dapat digunakan oleh bank central dalam mencapai tujuan tersebut

instrumen Kebijakan Moneter
Ada tiga instrument utama yang digunakan untuk mengatur jumlah uang beredar, yaitu oprasi pasar terbuka (open market operation), fasilitas diskonto (discount rate), dan rasio cadangan wajib(reserve requirement ratio). Diluar tiga instrument tersebut  (yang merupakan kebijakan moneter bersifat kuantitatif), pemerintaah dapat melakukan himbawan moral
a. Oprasi Pasar Terbuka (open market operation)
Yang termasuk oprasi pasar terbuka (open market operation) adalah pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah (government securities).
Jika ingin mengurangi jumlah yang beredar, maka pemerintah menjual surat-surat berharga (open market selling). Dengan demikian uang yang beredar dalam masyarakat mengalir ke otoritas moneter, sehingga jumlah uang beredar berkurang.

b. Fasilita DIskonto (Discount Rate)

Yang dimaksud tingkat suku bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral.Dalam kondisi tertentu bank-bank mengalami kekurangan uang, sehingga mereka harus meminjam kepada bank sentral. Kebutuhan ini dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar.
Bila pemerintah ingin menambah umlah yang beredar, maka pemerintah menurunkan tingkat bunga pinjaman (tingkat diskonto).Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah maka keinginan bak-bank umum untuk meminjam uang dari bank senteal menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang beredar bertambah. Sebaliknya jika ingin menahan laju pertambahan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan suku bunga punjaman.Hal ini akan menguraingi keinginan bank-bank meminjam uang dari bank sentral, sehingga pertambahan jumlah uang beredat dapat ditekan.

c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Penetapan rasio cadangan wajin juga dapat mengubah jumlah yang beredar, jika  rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil disbanding sebelumnya.
Misalnya jika rasio cadangan wajib mulanya hanya 10% maka untuk setiap unit deposito yang diterima, perbankan dapat mengalirkan pinjaman sebesar 90% dari deposito yang diterima perbankan. Dengan demikian angka multiplier uang dari system perbamkan adalah 10.
Bila rasio cadangan wajib deperbesar menjadi 20% maka untuk setiap unit dposito yang diterima, system perbankan hanya dapat menyalurkan kredit sebesar 80% . angka multiplikasi uang dari system perbankan menurun menjadi 5, dengan demikian jumlah uang beredar di masyarakat akan berkurang. Sebaliknya yang terjadi bila pemerintah menurunkan tasio cadangan wajib. Sebab penurunan rasio tersebut akan memperbesar angka multiplikasi uang, yang berarti akan meningkatkan jumlah uang beredar.
Untuk pertama kalinya sejak pakto 1988
Bank Indonesia menggunakan rasio cadangan wajib guna mengerem pertumbuhan besar-besaran menoeter yang masih tinggi, yanti dengan menetapkan rasio menjadi 3% pada februari 1996 (ketentuan sebelumnya menurut pakto adalah 2%). Sejak April 1997 besarnya rasio cadangan wajib adalah 5%.

5.      a. jelaskan secara singkat kronologis terjadinya krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997-1998.
KRISIS moneter Indonesia disebabkan oleh dan berawal dari kebijakan Pemerintah Thailand di bulan Juli 1997 untuk mengambangkan mata uang Thailand “Bath” terhadap Dollar US. Selama itu mata uang Bath dan Dollar US dikaitkan satu sama lain dengan suatu kurs yang tetap. Devaluasi mendadak dari “Bath” ini menimbulkan tekanan terhadap mata-mata uang Negara ASEAN dan menjalarlah tekanan devaluasi di wilayah ini.
Indonesia, yang mengikuti sistim mengambang terkendali, pada awalnya bertahan dengan memperluas “band” pengendalian/intervensi, namun di medio bulan Agustus 1997 itu terpaksa melepaskan pengendalian/intervensi melalui sistim “band” tersebut. Rupiah langsung terdevaluasi. Dalam bulan September/Oktober 1997, Rupiah telah terdevaluasi dengan 30% sejak bulan Juli 1997. Dan di bulan Juli 1998 dalam setahun, Rupiah sudah terdevaluasi dengan 90%, diikuti oleh kemerosotan IHSG di pasar modal Jakarta  dengan besaran sekitar 90% pula dalam periode yang sama. Dalam perkembangan selanjutnya dan selama ini, ternyata Indonesia paling dalam dan paling lama mengalami depresi ekonomi.  Di tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot menjadi –13,7% dari pertumbuhan sebesar +4,9% di tahun sebelumnya (1997). Atau jatuh dengan 18,6% dalam setahun.
Sampai sekarang, sudah lima tahun, pemulihan pertumbuhan ekonomi belum mencapai tingkat pra-krisis (tahun 1996/97).


b. Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya        krisis ekonomi?
Banyak sekali sudah usaha yang dilakukan baik pemerintah  dalam mengatasi krisis moneter yang melanda negara-negara asia terutama di negeri kita yang tercinta, Indonesia. Mata uang rupiah sejak krisis sudah terdepresiasi mendekati angka 500 % suatu angka yang tidak bisa kita terima dengan logika/akal sehat kita,dan ternyata hal itu telah terjadi begitu saja tanpa bisa kita cegah(limited power). 
Berbagai cara telah dilakukan pemerintah, Pemerintah : 
A.    Pengetatan uang 
B.     Mengambangkan nilai tukar mata uang kita sesuai dengan permintaan pasar 
C.     Kebijaksanaan baru lainnya untuk mengatasi krisis moneter ini Larangan/penutupan sementara terhadap money changer
6.      Mata uang (currency) sebuah negara pada dasarnya berlaku karena adanya kesepakatan diantar negara yang bersangkutan untuk memperlakukan mata uang tersebut sebagai alat pembayaran yang sah.
a.       Sebagai alat pembayaran yang sah, terdapat berbagai fungsi mata uang, sebutkan dan jelaskan!

Fungsi Uang

1. Fungsi Alat tukar

Fungsi uang sebagai alat tukar berarti membuat uang tersebut bisa ditukar dengan barang ataupun jasa dengan nilai yang sepadan.
Fungsi uang sebagai alat tukar dapat dijadikan pendorong efisiensi dalam perekonomian. Hal tersebut karena uang sebagai alat ukar dapat mengurangi waktu yang diperlukan dalam melakukan transaksi barang atau jasa.

2. Fungsi Alat Hitung

Fungsi alat hitung atau unit of account membuat uang dapat digunakan untuk menghitung nilai dari barang dan juga jasa dalam bentuk satuan uang.
Dengan adanya uang yang berfungsi sebagai alat hitung kita dapat melakukan pembelian barang ataupun jasa sehingga dapat mempermudah terjadinya transaksi.

3. Fungsi Alat Penyimpanan Nilai

Store of value atau fungsi sebagai alat penyimpanan membuat uang dapat mewakili daya beli masyarakat. Walaupun uang bukan merupakan alat penyimpanan yang aman dan juga menguntungkan, namun uang merupakan suatu aset dengan likuiditas yang tinggi.
Walaupun begitu apabila Anda memiliki uang dalam jumlah besar lebih baik menukarnya dengan aset lain seperti menjadikannya usaha atau membelikan-nya tanah, karena bisa saja terjadi perubahan nilai mata uang sewaktu-waktu dan Anda tidak akan merugi.

4. Fungsi Standar Ukuran Pembayaran yang Ditunda

Untuk fungsi ini uang dianggap sebagai utang yang menjadi alat yang jelas untuk membantu seseorang.

5. Fungsi Alat Sebagai Nilai

Fungsi ini merupakan fungsi sederhana dan dapat juga dilakukan pada masa sistem barter walaupun masih lebih mudah bisa menggunakan uang.
Itulah beberapa penjelasan mengenai uang.

b.      Mata uang euro, berlaku diantara negara anggota ekonomi eropa (europen comunity). Jelaskan bagaiman hal itu bisa terjadi! Dan bagaimana pula mata uang dolar amerika (US Dollar) dapat berlaku secara internasional (Global)? Apa bedanya dasar berlakunya mata uang euro dikawasan negara-negara anggota ekonomi eropa dengan mata uang dolar amerika yang berlaku secara global!
Euro adalah mata uang tunggal bersama oleh (tahun 2011) 17 negara anggota Uni Eropa, yang bersama-sama membentuk kawasan Euro. Pengenalan Euro pada tahun 1999 merupakan langkah besar dalam integrasi Eropa. Hal ini juga menjadi salah satu keberhasilan utama: sekitar 330 juta warga Uni Eropa kini menggunakannya sebagai mata uang mereka dan menikmati manfaatnya, dan masih akan terus menyebar lebih luas lagi ketika Negara-negara eropa yang lain mengadopsi Euro.
     Ketika Euro diluncurkan pada tanggal 1 Januari 1999, menjadi mata uang resmi baru dari 11 negara anggota, menggantikan mata uang nasional lama - seperti Deutschmark dan franc Perancis - dalam dua tahap. Pertama Euro diperkenalkan sebagai mata uang akuntansi untuk pembayaran non-tunai dan tujuan akuntansi, sedangkan mata uang lama terus digunakan untuk pembayaran tunai. Sejak 1 Januari 2002 Euro telah beredar dalam bentuk fisik, seperti uang kertas dan koin. Euro bukanlah mata uang semua negara anggota Uni Eropa. Dua negara (Denmark dan Inggris) memiliki 'opt-out' klausul dalam Perjanjian sehingga membebaskan mereka dari partisipasi, sedangkan sisanya (beberapa dari anggota Uni Eropa yang baru-baru ini menyetujui untuk bergabung ditambah dengan Swedia) ternyata belum memenuhi persyaratan untuk mengadopsi mata uang tunggal (Euro).
        Sebelah negara yang langsung menggunakan Euro pada saat Euro pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 adalah Belgia, Jerman, Irlandia, Spanyol, Prancis, Itali, Luxembourg, Belanda, Austria, Portugal, dan Finlandia. Selanjutnya, Yunani memilih untuk bergabung pada tahun 2001, disusul oleh Slovenia pada tahun 2007. Pada tahun 2008 Cyprus dan Malta telah memenuhi syarat untuk menggunakan Euro, Slovakia pada tahun 2009, dan terakhir Estonia pada tahun 2011.
      Semua Negara anggota Uni Eropa merupakan bagian dari persatuan ekonomi dan moneter eropa (Economic and Monetary Union /EMU), yang dapat digambarkan sebagai integrasi ekonomi unggulan berdasarkan penyatuan pasar. Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi yang baik antar kebijakan perekonomian dan kebijakan fiscal intra atau antar Negara anggota Uni Eropa sehingga dapat dilahirkan kebijakan tunggal dalam mata uang tunggal, yakni Euro.
        Kebijakan tunggal terkait dengan mata uang Euro menjadi tanggul jawab European Central Bank (ECB), dimana ECB memang dibentuk untuk tujuan itu bersama dengan bank sentral negara-negara yang telah mengadopsi Euro. Kebijakan fiscal tetap berada di tangan masing-masing Negara anggota EMU, walaupun mereka telah sepakat untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan pada keuangan public, dimana aturan itu dikenal dengan pakta stabilitas dan pertumbuhan. Negara-negara Anggota juga mempertahankan tanggung jawab keseluruhan untuk kebijakan struktural mereka (yaitu pasar tenaga kerja, pensiun dan pasar modal), tapi setuju untuk mengkoordinasikan mereka untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama.
        Kalau pengambil kebijakan terkait dengan Euro, dengan kata lain terkait dengan EMU adalah ECB, maka siapa saja yang dapat menggunakan mata uang Euro? Euro adalah mata uang dari 330 juta orang yang tinggal di 17 negara kawasan Euro. Hal ini juga digunakan, baik secara formal sebagai legal tender atau untuk tujuan praktis, oleh negara-negara lain seperti tetangga dekat dan mantan koloni. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa Euro telah dengan cepat menjadi mata uang internasional yang paling penting kedua setelah dolar.
Pada akhir perang dunia ke-2, negara-negara Eropa dan dunia mengalami kehancuran ekonomi. Mereka jatuh miskin bahkan tidak berdaya sekalipun untuk membangun negaranya kembali. Di tengah kondisi seperti itu, Amerika Serikat yang tidak ikut jatuh miskin memutuskan untuk membantu negara-negara tersebut dalam bentuk memberikan hutang atau pinjaman. Pinjaman tersebut dalam bentuk mata uang dolar. Dan sebagai jaminannya, negara-negara yang mau hutang harus menyerahkan emas kepada Amerika Serikat. Dengan begitu otomatis Amerika hampir menguasai emas seluruh dunia. Secara praktis, pasti dong jadilah dolar yang disokong emas dan dolar pula lah yang saat itu dipercaya sebagai mata uang.
Karena “melayani” seluruh dunia, seiring perkembangan waktu Amerika harus mencetak uang dolar dalam jumlah banyak dan mendistribusikannya menyebar ke mancanegar.a Sehingga tanpa disadari ternyata Amerika sudah mencetak dolar terlalu banyak hingga jumlahnya melebihi cadangan emas yang ada. Pada akhirnya US Dollar dilepas pegging-nya dari nilai emas dan dibiarkan mengambang bebas. Inilah yang di zaman sekarang disebut dengan Fiat Money dimana uang yang dicetak sama sekali tak dijamin apapun.
Namun perekonomian US makin meningkat, dolar pun ikut menguat. Negara-negara yang dulu meminjam uang pun sudah bisa membangun dan memulihkan negaranya. Bahkan sudah bisa mencetak mata uangnya sendiri-sendiri. Tapi, tetap saja mereka sudah begitu biasa dan percaya kepada dolar. Bahkan cadangan devisa tiap negara pun paling banyak dalam bentuk dolar. Nah saat itulah dolar sudah menjadi mata uang internasional yang dipakai seluruh dunia.



DAFTAR PUSTAKA
http://www.bimbie.com/ekonomi-moneter-internasional.html
http://arowadi.blogspot.co.id/2013/09/integrasi-mata-uang-eropa.html



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MSDM HERMASYARIF