MSDM HERMASYARIF
Tugas mandiri Dosen pengampu
MSDM Dicki Hartanto.M.M
“PENGEMBANGAN DAN
PELATIHAN SDM”
Oleh :
Hermasyarif (3C)
11416101310
Blogg : hermasyarif.blogspot.com
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
KONSENTRASI MANAJEMEN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTAN SYARIF KHASIM RIAU
PEKANBARU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelatihan
adalah proses secara sistemaatis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai
tujuan organisasi. Pengembangan manajemen adalah suatu proses bagaimana
manajemen mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk menjadi atau meraih
sukses sebagai pemimpin dalam organisasi mereka.
Pelatihan
dan pengembangan ini sangat diperlukan untuk menjadi seorang pegawai ataupun
karyawan, karna dengan adanya pelatihan maka seorang pegawai ataupun karyawan
akan mengerti dan paham saat melakukan suatu pekerjaan di sebuah perusahaan dan
tidak akan terjadi suatu kesalahan karna sebelumnya pegawai ataupun karyawan
tersebut sudah diberikan pelatihan dan pengembangan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian pelatihan dan pengembangan ?
2.
Apa
saja sasaran pelatihan dan pengembangan ?
3.
Apa
manfaat pelatihan ?
4.
Apa
yang dimaksud dengan kebutuhan dan pelatihan ?
5.
Bagaimana
cara identifikasi kebutuhan pelatihan ?
6.
Apa
saja factor-faktor yang berperan dalam pelatihan dan pengembangan ?
7.
Apa
saja metode pelatihan dan pengembangan ?
8.
Bagaimana
evaluasi program pelatihan dan pengembangan ?
9.
Apa
pengertian pengembangan SDM ?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
pengertian pelatihan dan pengembangan
2.
Mengetahui
sasaran pelatihan dan pengembangan
3.
Mengetahui
manfaat pelatihan
4.
Mengetahui
kebutuhan dan pelatihan
5.
Mengetahui
identifikasi kebutuhan pelatihan
6.
Mengetahui
factor-faktor yang berperan dalam pelatihan dan pengembangan
7.
Mengetahui
metode pelatihan dan pengembangan
8.
Mengetahui
evaluasi program pelatihan dan pengembangan
9.
Mengetahui
pengembangan SDM
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Pelatihan adalah proses secara sistemaatis mengubah tingkah laku
pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian
dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan
mememiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan
kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pengembangan manajemen adalah suatu proses bagaimana manajemen
mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk menjadi atau meraih sukses
sebagai pemimpin dalam organisasi mereka. Karena itu, kegiatan pengembangan
ditujukan membantu karyawan untuk dapat menangani jawabannya dimasa mendatang,
dengan memperhatikan tugas dan kewajiban yang dihadapi sekarang. Karena adanya
perbedaan anatara kegiatan pelatihan ( sekarang ) dan pengembangan ( dimasa
mendatang ) menyebabkan sering kabur dan hal ini merupakan salah satu
permasalahan utama.
B.
SASARAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Pada dasarnya setiap kegiatan yang terarah tenru harus mempunyai
sasaran yang jelas, memuat hasil yang diingan dicapai dalam melaksanakan
kegiatan tersebut. Sasaran pelatihan yang dapat dirumuskan dengan jelas akan
dijadikan sebagai acuan penting dalam menentukan materi yang akan diberikan,
dara dan sarana-sarana yang diperlukan.
Sasaran pelatihan yang dapat dirumuskan dengan jelas akan
bermanfaat dalam:
1.
Menjamin
konsistensi dalam menyusun program pelatihan yang mencakup materi, metode, cara
penyampaian, sarana pelataihan.
2.
Memudahkan
komunikasi antara penyusun program pelatihan dengan pihak yang memerlukan
pelatihan.
3.
Memberikan
kejelasan bagi peserta tentang apa yang harus dilakukan dalam rangka menyampai
sasaran.
4.
Memudahkan
penilaian peserta dalam mengikuti pelatihan.
5.
Memudahkan
penilaian hasil program pelatihan.
6.
Menghindari
kemungkin konflik anatra penyelenggara dengan orang yang meminta pelatihan
mengenai efektifitas pelatihan yang diselenggarakan.
Tujuan dari pelatihan dan pengembangan adalah:
a.
Untuk
meningkatkan kuantitas output.
b.
Untuk
meningkatkan kualitas output.
c.
Untuk
menurunkan biaya limbah dan perwatan.
d.
Untuk
menurunkan jumlah dan biaya terjadinya kecelakaan.
e.
Untuk
menurunkan turnover, ketidakhadiran kerja serta meningkatkan kepuasan
kerja.
f.
Untuk
mencegah timbulnya antipati karyawan.
C.
MANFAAT PELATIHAN
1. Manfaat untuk karyawan
·
Membantu
karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah yang lebih efektif.
·
Melalui
pelatihan dan pengembangan, variable pengenalan, pencapain prestasi, pertumbuhan,
tanggung jawab dan kemajuan dapat diinternalisasi dan dilaksankan.
·
Membantu
mendorng dan mencapai pengembangan diri dan rasa percaya diri.
·
Membantu
karyawan mengatsi stress, tekanan, frustasi, dan konflik.
·
Memberikan
informasi tentang meningkatnya pengetahuan kepemimpinan, ketrampilan komunikasi
dan sikap.
·
Dll.
2. Manfaat untuk perusahaan
·
Mengarahkan
untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih positif terhadap
orientasi profit,
·
Memperbaiki
pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level perusahaan,
·
Memperbaiki
moral SDM,
·
Membantu
karyawan untuk mengetahui tujuan perusahaan,
·
Membantu
menciptakan image perusahaan yang lebuh baik,
·
Mendukung
otentisitas, keterbukaan dan kepercayaan,
·
Meningkatkan
hubungan antara atasan dan bawahan,
·
Membantu
pengembangan perusahaan,
·
Belajar
dari prestasi,
·
Dll.
3. Manfaat dalam hubungan SDM, intra dan antargrup dan pelaksanaan
kebijakkan
·
Meningkatkan
komunikasi antargrup dan individual,
·
Membantu
dalam orientasi bagi karyawan baru dan karyawan transfer atau promosi,
·
Memberikan
informasi tentang kesamaan kesempatan dan aksi afirmatif,
·
Memberikan
informasi tentang hukum pemerintah dan kebijakn internasional,
·
Meningkatkan
keterampilan interpersonal,
·
Membuat
kebijakkan persuhaan, aturan dan regulasi,
·
Meningkatkan
kualitas moral,
·
Membangun
kohesivitas dalam kelompok,
·
Memberikan
iklim yang baik untuk belajar, pertumbuhan dan koordinasi,
·
Membuat
perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja dan hidup.
D.
KEBUTUHAN PELATIHAN
Pada dasarnya kebutuhan itu adalah untuk memenuhi kekurangan
pengetahuan, meninhkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar
yang bervariasi. Kebutuhan dapat digolongkan menadi:
1.
Kebutuhan
memenuhi tuntutan sekarang. Kebutuhan ini
biasanya dapat dikenali dari prestasi karyawannya yang tidak sesuai dengan
standar hasl kerja yang dituntut pada jabatan itu.
2.
Memenuhi
kebutuhan tuntutan jabatan lainya.
Pada tingkat hierarki manapun dalam perusahaan sering dilakukan rotasi jabatan.
3.
Untuk
memenuhi tuntutan perubahan.
Perubahan-perubahan, baik intern ( peubahan sistema, struktru organisasi )
maupun ekstern ( perubahan teknologi, perubahan orientasi bisnis perusahaan )
sering memerlukan adanya tambahan pengetahuan baru.
E.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN
Dalam praktik kita sering mendengar ada sementara orang yang tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Tentu nantinya akan menimbulkan
masalah, jika prestasi kerjanya saling berkaitan dengan kerja lainnya. Idealnya
setiap penempatan orang pada posisi apa pun dalam suatu perusahaan harus ada
lesesuaian anatara kemampuan dan tuntunan jabatannya/pekerjaannya.
Upaya untuk melakukan identifikasi pelatihan dapat dilakukan
antaralin dengan cara:
1.
Membandingkan
uraian pekerjaan/jabatan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
karyawan atau calon karyawan.
2.
Menganalisis
penilain prestasi.
3.
Menganalisis
catatan karyawan, latar belakang pendidikan, hasil tes seleksi penerimaan,
pelatihan yang pernah diikuti, promosi, dll.
4.
Menganalisis
laporan perusahaan lain, yaitu tentang keluhan pelanggan, keluhan karyawan,
tingkat absensi, kecekatan kerja, keruskan mesin, dll.
5.
Menganalisis
masalah. Masalah yang dihadapi perusahaan secara umum dipisahkan kedalam dua
masalah pokok, yaitu masalah yang menyangkut system dan SDM-nya.
6.
Merancang
jangka panjang perusahaan. Rancangan jangka panjang inimau tidak mau memasukkan
bidang SDM di dalam prosesnya.
F.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Dalam melakasankan pelatihan ini ada beberapa factor yang berperan
yaitu instrukur, peserta, materi ( bahan ), metode, tujuan pelatiha dan
lingkungan yang menunjang. Dalam menentukan teknik-teknik pelatihan dan
perkembangan, timbul masalah mengenai trade-off. Ada beberapa factor
yang perlu dipertimbangkan dan berperan dalam pelatihan dan pengembangan:
1.
Cost-efectiveness
(efektivitas biaya).
2.
Materi
program yang dibutuhkan.
3.
Prinsip-prinsip
pembelajaran.
4.
Ketetapan
dan kesesuaian fsilitas.
5.
Kemampuan
dan preferensi peserta pelatihan.
6.
Kemampuan
dan preferensi instruktur pelatihan.
G.
METODE PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Metode yang dipilih hendak disesuaikan dengan jenis pelatihan yang
akan dilaksankan danyang dapat dikembangkan oleh suatu perusahaan. Beberapa
pendekatan yang menggunakan sediki prinsip belajar, seprti ceramah, adalah alat
berharga karena dapat memenuhi keperluan untuk tukar menukar keahlian atau
pengalaman. Walaupun cara ini dapat mempengaruhi metode yang dipakai,
pengembangan SDM perlu mengenal seluruh teknik dan prinsip belajar, seperti :
1.
On
the job training
On
the job training (OT) atau disebut juga dengan pelatihan dengan instruksi
pekerjaan sebagai suatu metode pelatihan dengan cara para pekerja atau calon
pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang rill, dibawah bimbingan dan
supervisi dari pegawai yang telah berpengalaman atau seorang supervisor.
2.
Rotasi
Untuk
pelatihan silang bagi karyawan agar mendapat variasi kerja, para penagajar
memindahkan para peserta pelatihan dari tempat kerja yang satu ketempat kerja
yang lainnya. Partisipasi para peserta dan tingakat dan tingkat transfer
pekerjaan yang tinggi ada beberapa manfaat belajar untuk menghadapi rotasi
kerja. Meskipun rotasi kerja sering dikaitkan dengan pekerja yang digaji
berdasarkan jam kerja, ini dapat digunakan bagi jenis pekrjaan lainnya dalam
suatu perusahaan.
3.
Magang
Magang
melibatkan pembelajaran dari pekerja yang lebih berpengalaman, dan dapat
ditambah pada teknik off the job training. Banyak pekerja keterampilan tangan,
seprti tukang pipa dan kayu, dilatih melalui program magang resmi. Latihan sama
dengan magang karena latihan berusaha memberikan contoh bagi peserta. Banyak
perusahaan memakai modal latihan karena kurang resmi disbanding magang juga
krena lebih sedikit ruang kelas dan diadakan bi diperlukan dan bukan program
yang dirancang dengan cermat.
4.
Ceramah
kelas dan presentasi video
Ceramah
dan teknik latin dalam off the job training tampaknya mengandalkan komunitas
daripada member modal. Ceramah adalah pendekatan terkenal karna menawarkan sisi
ekonomis dan material organisasi, tetapi partisipasi, umpan balik, transfer dan
repetisi sangat rendah.
5.
Pelatihan
vestibule
Agar
pe,belajaran tidak mengganggu operasional rutin, beberapa perusahaan
menggunakan pelatihan vestibule. Wilayah atau vestibule terpisah dibuat dengan
peralatan yang sama dengan yang digunakan dalam pekerjaan. Cara ini
memungkinkan adanya transfer, repetisi, dan partisipasi serta material
perusahaan bermakna dan umpan balik.
6.
Permainan
peran dan model prilaku
Permainan
peran adalah alat yang mendorong peserta untuk membayangkan identitas lain. Misalanya,
pekerja pria dapat membayangkan peran supervisor wanita dan sebaliknya.
Pengalaman ini menciptakan empati dan toleransi lebih besar terhadap perbedaan
individual dan karenanya cara ini cocok untuk pelatihan keanekaragaman yang
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja kondusif bagi keanekaragman tenaga
kerja.
7.
Case
study
Metode
kasus adalah metode pelatihan yang menggunakan deskripsi tertulis dari suatu
permaslahan yang riil yang dihadapi oleh perusahaan atau perusahaan lain.
Seoran instruktur yang baik adalah onstruktur yang dapat melibatkan setiap
orang mengambil bagian dalam pengambilan keputusan.
8.
Simulasi
Permainan
simulasi dapat dibagi menjadi dua peran. Pertama, simulasi yang
melibatkan simulator yang bersifat
mekanik (mesin) yang mengandalkan aspek-aspek utama dalam suatu situasi kerja. Kedua,
simulasi komputer. Untuk tujuan pelatihan dan pengembangan, metode ini sering
berupa games atau permainan. Para pemain membuat suatu keputusan, dan komputer
menentukan hasil yang terjadi sesuai dengan kondisi yang telah diprogrsm dalam
computer.
9.
Belajar mandiri dan proses belajar terprogram
Materi
instruksional yang direncanakan secara tepat dapat digunakan untuk melatih dan
mengembangkan para karyawan itu terbesar secara geografis atau ketika proses
belajar hanya memerlukan interaksi secara singkat saja. Bahan-bahan
pembelajaran terprogram adalah bentuk lain dari belajar mandiri. Biasanya
terdapat program komputer atau cettakan booklet yang berisi tentang pertanyaan
dan jawaban.
10.
Praktik
laboraturium
Pelatihan
dilaboraturium dirancang untuk meningkatkan keterampilan interpersonal. Juga
dapat digunakan untuk membangun perilaku yang diinginkan untuk tanggung jawab
pekerjaan dimasa depan. Pengalaman berbagi perasaan dan memahami persaan,
perilaku, persepsi dan reaksi merupakan hasilnya. Proses ini tergantung para
partisipasi, umpan balik dan repetisi.
11.
Pelatihan
tindakan
Pelatihan
ini terjadi pada kelompok kecil yang berusaha mencari solusi masalah nyata yang
dihadapi oleh perusahaan, dibantu oleh fasilitator. Focus kelompok dalam
mengatasi masalah sebagai cara untuk belajar ketika para anggota
mengeksploitasi solusi, menggarisbawahi pernyataan fasilitator sebagai pedoman
dalam kelompok, pemecahan masalah dan hal-hal lain yang berkaitan dengan suatu
masalah.
12.
Role
playing
Role
playing adalah metode pelatihan yang merupakan perpaduan antara metode kasus
dan program pengembangan sikap. Masing-masing peserta dihapkan pada suatu situasi
dan diminta untuk memainkan peran, dan beraksi terhadap taktik yang dijalankan
oleh peserta yang lain.
13.
In-basket
technique
Melalui
metode ini, para peserta diberikan materi yang berisikan berbagai informasi,
seperti email khusus dari manajer, dan daftar telepon. Peserta pelatihan
kemudian mengambil keputusan dan tidakkan. Selanjutnya keputusan dan tindakkan
tersebut dianalisis sesuai dengan derajat pentingnya tindakkan, pengalokasian
waktu, kualitas keputusan dan prioritas pengambilan keputusan.
14.
Management
games
Management
games menekankan pada pengembangan kemampuan problem-solving. Keuntungan dari
simulasi ini adalah timbulnya integrasi atas berbagai interaksi keputusan,
kemampuan bereksperimen melalui keputusan yang diambil, umpan balik dari keputusan,
dan persyaratan-persyaratan bahwa keputusan dibuat dengan data-data yang tidak
cukup.
15.
Behavior
modeling
Modeling
sebagai salah satu proses yang bersifat psikologis mendasar dimana pola-pola
baru dari suatu prilaku dapat diperoleh pola-pola yang sudah ada dapat diubah.
Behavior modeling adalah suatu metode pelatihan dalam ramgka meningkatkan
keahlian interpersonal. Kunci dari behavior modeling adalah belajar melalui
observasi atau imajinasi.
16.
Outdoor
oriented programs
Program
ini biasanya dilakukan disuatu wilayah yang terpencil dengan melakukan
kombinasi antara kemampuan diluar kantor dengan kemampuan diruang kelas.
Program ini dikenal dengan istilah outing, seperti arung jeram, mendaki gunung,
kompetisi tim, panjat tebing, dan lain-lain.
H.
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Untuk memverivikasi keberhasilan suatu program, para manajer SDM
meminta agar kegiatan pelatihan dan pengembangan dievaluasi secara sistemastis,
termasuk pelaksana pendidikan dan pelatihan dari suatu perusahaan. Lemahnya
evaluasi mungkin menjadi masalah yang serius dalam suatu kegiatan pelatihan dan
pengembangan.
kriteria yang efektif digunakan untuk mengevaluasi kegiatan
pelatihan adalah yang berfokus pada hasil akhir. Para pengelola daninstruktur
perlu memperhatikan hal berikut ini:
1.
Reaksi
dari para peserta pelatihan terhadap proses dan isi kegiatan pelatihan.
2.
Pengetahuan
atau proses belajar yang di peroleh melalui pengalaman pelatihan.
3.
Perubahan
pelaatihan yang disebabkan karena kegiatan pelatihan.
4.
Hasil
atau perbaikan yang dapat diukur baik secara individu maupun organisasi.
I.
PENGEMBANGAN SDM
Pengmbangan SDM juga merupakan cara yang efektif untuk menghadapi
bebrapa tantangan, termasuk keusangan atau ketertinggalan karyawan,
diversifikasi tenaga kerja domestic dan internasional. Dengan dapat teratasinya
tantangan-tantangan dan turnover
karyawan, pengembangan SDM dapat menjaga atau mempertahankan tenga kerja yang
efektif.
1.
Keusangan
karyawan
Keusangan
terjadi ketiak seorang karyawan tidak lagi memiliki pengetahuan atau kemampuan
yang diperlukan untuk bekerja secara baik. Dalam bidang-bidang tertentu yang
mengalami perubahan sangat cepat dan kemajuan teknologi dibidang engineering
dan kesehatan, maka keusangan terjadi sangat cepat.
2.
Diversifikasi
tenaga kerja domestik dan Internasional
Trend dan
persaingan bisnis global dan diversifikasi tenaga kerja juga merupakan
tantangan bagi pengembangan SDM.
3.
Perubahan
teknologi
Perubahan yang
sangat cepat dalam perubahan teknologi mensyaratkan perusahaan yang berbasis
teknik untuk selalu melakukan pengembangan terus-menerus.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Maka
dari pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan
SDM sangatlah perlu, karna pelatihan dan pengembangan ini sangat berpengaruh
terhadap kinerja seorang karyawan di dalam sebuah perusahaan, apabila seorang
karyawan tidak dilakukan pelatihan dan pengembangan sebelum dia bekerja, dapat
mengakibatkan banyaknya terjadi saat bekerja nantinya, karyawan tersebut banyak
tidak mengetahui bagaiman system dan peraturan pekerjaan di perusahaan
tersebut.
B.
SARAN
Adapun
saran yang dapat saya samapikan dalam makalah ini, seharusnya sebelum seorang
karyawan mulai bekerja aktif didalam sebuah perusahaan, maka diwajibkan bagi
pihak perusahaan untuk melakukan pelatihan dan pengembangan terhadap kemampuan
yang dimiliki seorang karyawan yang akan bekerjaa di persuhaan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Vieithzal
Rivai, M. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari teori
ke praktik. jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Komentar
Posting Komentar